Ahlan Wa Sahlan yaa Akhi yaa Ukhti:)

Sabtu, 30 Januari 2016

Kisah Para Ibu Hawa

Assalamu'alaikum sahabat arabic lovers :)
Pada edisi kali ini Vida akan berbagi informasi mengenai kisah-kisah pada zaman Nabi Muhammad SAW yang bisa kita teladani kisahnya/ kisah pertama datang dari kedermawanannya Sayyidatina Asma’ Radhhiyallahu ‘anha// Sayyiditina Asma’ Radhiyallhu ‘anha adalah seorang yang sangat dermawan. Sebelumnya, apabila akan berinfak, ia akan menimbang dan menakarnya. Namun, suatu ketika baginda Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, “Janganlah kamu menyimpan harta, dan janganlah menghitung-hitung harta yang akan diinfakkan. Berinfaklah semampu yang dapat diupayakan!. Setelah mendengar sabda itu, ia bertambah semangat menginfakkan hartanya. Ia pun selalu menasehati anak-anak perempuannya dan wanita-wanita di rumahnya. “ Tingkatkanlah infak kalian di jalan Allah SWT!. Jangan menunggu lebihnya harta dari keperluan kita. Sebab, jika kita menunggu, tidak akan sempat berinfak di jalan Allah SWT (karena keperluan selalu bertambah terus). Sebaliknya, jika kita senantiasa berinfak, maka tidak akan ada kerugian yang disebabkan infak kita. (dari Kitab Thabaqat).
Faidah :walaupun para sahabat Radhiyallahu ‘anhum dalam kesulitan dan kesusahan, mereka senantiasa menginfakkan harta mereka untuk kebaikan-kebaikan dalam perjuangan di jalan Allah SWT. Sedangkan kaum muslim dewasa ini, selalu mengadakan kefakiran dan kesempitannya. Padahal mungkin pada zaman ini, sudah tidak ada lagi suatu jamaah yang keluar di jalan Allah SWT dengan perut yang diganjal dengan batu, atau mengalami kelaparan beberapa hari berturut-turut.
Kisah kedua mengenai kisah syahidnya Sayyidatina Sumayyah Radhiyallhu ‘anha, ibu dari Sayyidatina ‘Ammar Radhiyallahu’ anhu.
Sayyidatina Sumayyah binti Khayyath Radhiyallahu ‘anha adalah ibu Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu’ anhu. Sayyidatina Khayyath Radhiyallahu ‘anha ini beserta suaminya, Sayyidina Yasir Radhiyallahu ‘anhu dan juga anaknya. Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu ‘anhu banyak sekali menanggung penderitaan demi islam. Karena cintanya terhadap islam telah merasuk ke dalam hatinya. Maka penderitaannya itu tidak mempengaruhi keimanannya sedikit pun.
Ketika matahari bersinar sangat panas, mereka di baringkan diatas kerikil-kerikil panas dengan dipakaikan baju besi ditubuhnya. Mereka dijemur di bawah terik matahari, supaya baju besinya semakin panas, sehingga mereka lebih menderita. Ketika baginda Rasulullah SAW melewati mereka, beliau menyuruh mereka bersabar dan menjanjikan surga kepada mereka.
Suatu ketika, lewatlah Abu Jahal di hadapan Sayyidatina Sunayyah RA yang sedang berdiri. Abu Jahal menaci maki Sayyidatina Sumayyah RA . Dalam keadaan marah, Abu Jahal langsung menusukkan tombaknya ke kemaluan Sayyidatina Sumayyah RA. Akhirnya, dengan luka itu Sayyidatina Sumayyah RA pun mati syahid. Dialah orang yang pertama kali mati syahid dalam islam. (dari kitab Usudul Ghabah)
Faedah:
Wanita yang begitu sabar dan bersemangat seperti itulah yang layak dicemburui. Pabila hati seseorang sudah mencintai sesuatu, maka semuanya yang berhubungan dengan sesuatu itu akan dianggap mudah. Hari ini puluhan kisah cinta sering kita dengar sehingga jiwa siap dikorbankan untuknya. Seandainya pengorbanan jiwa itu dilakukan di Jalan ALLAH SWT dan demi agama maka itulah yang menjadi sebab kebahagiaan dalam kehidupan setelah kematian. Jika pengorbanan itu bertujuan untuk keduniaan, maka dunia akan ditinggalkan dan di akhirat akan memperoleh kehancuran.
Ketiga kisah sedekah dari Sayyidatina ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
Suatu hari, sayyidatina ‘Aisyah RA menerima hadiah dua karung penuh uang dirham yang berisi lebih dari 100.000 dirham. Kemudian sayyidatina ‘Aisyah RA meminta beberpa nampan dan mengisinya dengan dirham tersebut. Lalu, ia membagi-bagikannya sampai sore hari hingga tidak tersisa satu dirham pun. Pa hari itu, beliau sedang berpuasa. Saat berbuka, ia berkata kepada hamba sahanya, “ hidangkanlah makanan untuk berbuka.” Hamba sahayanya menghidangkan sekerat roti dan minyak zaitun, lalu berkata, “alangkah baiknya seandainya kita menyisakan satu dirham untuk memebli daging. Sehingga hari ini kita berbuka puasa dengan daging. “Sayyidatina ‘Aisyah RA berkata, “Mengapa baru engkau katakan sekarang? Jika waktu itu kamu mengingatkanku, tentu aku dapat memberimu.” (dari kitab Tadzkirah)
Selain itu ada kisah lagi mengenai Sayyidatina’ Aisyah RA, bahwa pernah ada sahabat Nabi SAW yaitu Sayyidatina Urwah RA, mengetahui pada  suatu hari ia melihat sayyidatina ‘Aisyah RA menyedekahkan uang 70.000 dirham, sedang pakaiannya sendiri bertambal-tambal. (dari Kitab Thabaqat)
Faedah :
Banyak hadiah yang diterima oleh Sayyidatina ‘Aisyah RA. Diantaranya dari Sayyidina Mu’aiyah RA, Sayyidina Abdullah bin Zubair RA, dan yang lainnya. Karena pada masa itu, kaum muslimin banyak memperoleh kemenangan. Sehingga di rumah para sahabat Ranhum bertumpuk uang dinar bagaikan tumpukan biji-bijian. Meskipun demikian, kehidupan Sayyidatina’ Aisyah RA  sangat sederhana. Bahkan, untukberbuka puasa pun, ia harus diingatkan pelayannya. Ia membagi-bagikan lebih dari 100.000 dirham, dan tidak terpikirkan olehnya menyisakan dirham untuk membeli daging untuk berbuka puasa.
Pada zaman ini, kisah seperti itu sangatlah langka. Bahkan, kisah seperti itu diragukan kebenarannya. Padahal pada masa itu, kisah-kisah semacam itu merupakan kejadian yang biasa, dan dalam pandangan para sahabat RA kejadian mecam itu bukanlah sesuatu yang menakjubkan.

0 komentar: