Ahlan Wa Sahlan yaa Akhi yaa Ukhti:)

Jumat, 17 Juni 2016

"Aku dan Buku"


Postingan kali ini berkaitan dengan essai naratif yang aku buat untuk mengikuti salah satu event pada radio buku. Berjudul : “Penyemangatku Buku Motivasi”.
Tigabelas tahun silam, ketika kemampuan membacaku mulai terasah karna berbagai usaha yang aku lakukan serta dorongan dari ibuku sehingga aku bisa lancar dalam membaca sampai sekarang. Awal cerita dimulai ketika aku menginjak di jenjang Sekolah Dasar. Pada saat itu, kemampuan bacaku sedikit tersendat, berbeda dengan kebanyakan teman sekelasku pada waktu itu yang dapat membaca teks bacaan buku, terutama buku materi bahasa Indonesia.

KAMIS MANIS


Assalamualaikum semua… :)
Segala puji bagi Allah yang sudah memberikan kenikmatan sampai hari ini. Di bulan ramadhan yang penuh berkah di hari yang kedua belas. Semoga kesehatan dan keberkahan juga terlimpah kepada semua pembaca blogku. :)
Hari ini, postinganku berkaitan dengan kamis manis. Beberapa hari yang lalu, aku pernah beberapa kali membaca pada sebuah time line di twitter yang membuat tweet mengenai kamis manis. Mungkin, karena hal itu aku ingin membuat versi kamis manisku tersendiri.
Kata manis, sering identik dengan sesuatu hal entah benda hidup ataupun mati yang mempunyai tekstur, bentuk dan yang lainnya yang bersifat seperti gula. Persepsi manis tergantung kepada setiap orang dalam memikirkannya. Menurutku manis itu adalah ketika aku melakukan kegiatan dalam satu hari sesuai dengan rencana yang telah aku target pada hari sebelumnya. Sehingga ketika planning yang sudah terjadwal sesuai dengan yang kulakukan, maka dengan demikian waktu yang telah ada yang khusus diberikan oleh Allah kepadaku bisa terback-up dengan baik. Yeyeye, Alhamdulillah :D karna dalam sebuah surat yang terdapat di Al-Qur’an disebutkan tentang bagaimana berharganya waktu. Sampai-sampai ada pepatah arab yang mengatakan “Waktu itu laksana pedang, jika kita tidak bisa menggunakan waktu tersebut dengan baik maka kita akan terhunus sendiri oleh pedang tersebut”.

Jumat, 06 Mei 2016

“Jawa Timur – Jawa Tengah”

Assalamu’alaikum sahabat arabic lovers :)
Alhamdulillah bisa ketemu di tahun 2016, dan sekarang sudah memasuki bulan ke-5 yaitu bulan Mei. Yah, kita sudah melewati bulan april yang penuh dengan kesan dan kenangan. Karena di bulan April ada yang namanya “april mob”. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat mimin terasa spesial ketika sudah masuk bulan april dan lanjut ke bulan mei. Oke, itu semua prolog yang akan memulai cerita pada edisi hari ini.
Mimin punya sebuah kisah yang baru saja terjadi, tepatnya pada kemarin lusa. Hari Rabu tanggal 4 Mei 2016. Ini sebuah kisah perjalanan sehari penuh bareng keluarga besar yang mengawali liburan long weekend. Liburan itu cocok diisi dengan hal-hal yang mengesankan agar tak terlihat mainstream. Judul pada kisah perjalanan awal bulan Meisisme ini adalah
 “Jawa Timur – Jawa Tengah”
Rabu pagi, ketika matahari masih termalu-malu untuk keluar dari persinggahannya. Keluargaku sudah melakukan persiapan yang menurutku rempong. Dari peralatan yang paling simple sampe rumit dibawa semua :D (aku juga sih). Perjalanan kemarin lusa, berkisar sekitar 5-6 jam perjalanan untuk sampai kota sebelah. Ya, kota Surakarta yang menjadi destinasi perjalanan. Tepatnya di pinggiran Kota Solo sebelah barat yaitu Boyolali, Desa Karang Kepuh yang menjadi tempat persinggahan hanya untuk 3-5 jam.

Sabtu, 30 Januari 2016

Kisah Para Ibu Hawa

Assalamu'alaikum sahabat arabic lovers :)
Pada edisi kali ini Vida akan berbagi informasi mengenai kisah-kisah pada zaman Nabi Muhammad SAW yang bisa kita teladani kisahnya/ kisah pertama datang dari kedermawanannya Sayyidatina Asma’ Radhhiyallahu ‘anha// Sayyiditina Asma’ Radhiyallhu ‘anha adalah seorang yang sangat dermawan. Sebelumnya, apabila akan berinfak, ia akan menimbang dan menakarnya. Namun, suatu ketika baginda Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, “Janganlah kamu menyimpan harta, dan janganlah menghitung-hitung harta yang akan diinfakkan. Berinfaklah semampu yang dapat diupayakan!. Setelah mendengar sabda itu, ia bertambah semangat menginfakkan hartanya. Ia pun selalu menasehati anak-anak perempuannya dan wanita-wanita di rumahnya. “ Tingkatkanlah infak kalian di jalan Allah SWT!. Jangan menunggu lebihnya harta dari keperluan kita. Sebab, jika kita menunggu, tidak akan sempat berinfak di jalan Allah SWT (karena keperluan selalu bertambah terus). Sebaliknya, jika kita senantiasa berinfak, maka tidak akan ada kerugian yang disebabkan infak kita. (dari Kitab Thabaqat).
Faidah :walaupun para sahabat Radhiyallahu ‘anhum dalam kesulitan dan kesusahan, mereka senantiasa menginfakkan harta mereka untuk kebaikan-kebaikan dalam perjuangan di jalan Allah SWT. Sedangkan kaum muslim dewasa ini, selalu mengadakan kefakiran dan kesempitannya. Padahal mungkin pada zaman ini, sudah tidak ada lagi suatu jamaah yang keluar di jalan Allah SWT dengan perut yang diganjal dengan batu, atau mengalami kelaparan beberapa hari berturut-turut.
Kisah kedua mengenai kisah syahidnya Sayyidatina Sumayyah Radhiyallhu ‘anha, ibu dari Sayyidatina ‘Ammar Radhiyallahu’ anhu.
Sayyidatina Sumayyah binti Khayyath Radhiyallahu ‘anha adalah ibu Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu’ anhu. Sayyidatina Khayyath Radhiyallahu ‘anha ini beserta suaminya, Sayyidina Yasir Radhiyallahu ‘anhu dan juga anaknya. Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu ‘anhu banyak sekali menanggung penderitaan demi islam. Karena cintanya terhadap islam telah merasuk ke dalam hatinya. Maka penderitaannya itu tidak mempengaruhi keimanannya sedikit pun.
Ketika matahari bersinar sangat panas, mereka di baringkan diatas kerikil-kerikil panas dengan dipakaikan baju besi ditubuhnya. Mereka dijemur di bawah terik matahari, supaya baju besinya semakin panas, sehingga mereka lebih menderita. Ketika baginda Rasulullah SAW melewati mereka, beliau menyuruh mereka bersabar dan menjanjikan surga kepada mereka.
Suatu ketika, lewatlah Abu Jahal di hadapan Sayyidatina Sunayyah RA yang sedang berdiri. Abu Jahal menaci maki Sayyidatina Sumayyah RA . Dalam keadaan marah, Abu Jahal langsung menusukkan tombaknya ke kemaluan Sayyidatina Sumayyah RA. Akhirnya, dengan luka itu Sayyidatina Sumayyah RA pun mati syahid. Dialah orang yang pertama kali mati syahid dalam islam. (dari kitab Usudul Ghabah)