Ahlan Wa Sahlan yaa Akhi yaa Ukhti:)

Jumat, 06 Mei 2016

“Jawa Timur – Jawa Tengah”

Assalamu’alaikum sahabat arabic lovers :)
Alhamdulillah bisa ketemu di tahun 2016, dan sekarang sudah memasuki bulan ke-5 yaitu bulan Mei. Yah, kita sudah melewati bulan april yang penuh dengan kesan dan kenangan. Karena di bulan April ada yang namanya “april mob”. Selain itu, ada beberapa hal yang membuat mimin terasa spesial ketika sudah masuk bulan april dan lanjut ke bulan mei. Oke, itu semua prolog yang akan memulai cerita pada edisi hari ini.
Mimin punya sebuah kisah yang baru saja terjadi, tepatnya pada kemarin lusa. Hari Rabu tanggal 4 Mei 2016. Ini sebuah kisah perjalanan sehari penuh bareng keluarga besar yang mengawali liburan long weekend. Liburan itu cocok diisi dengan hal-hal yang mengesankan agar tak terlihat mainstream. Judul pada kisah perjalanan awal bulan Meisisme ini adalah
 “Jawa Timur – Jawa Tengah”
Rabu pagi, ketika matahari masih termalu-malu untuk keluar dari persinggahannya. Keluargaku sudah melakukan persiapan yang menurutku rempong. Dari peralatan yang paling simple sampe rumit dibawa semua :D (aku juga sih). Perjalanan kemarin lusa, berkisar sekitar 5-6 jam perjalanan untuk sampai kota sebelah. Ya, kota Surakarta yang menjadi destinasi perjalanan. Tepatnya di pinggiran Kota Solo sebelah barat yaitu Boyolali, Desa Karang Kepuh yang menjadi tempat persinggahan hanya untuk 3-5 jam.
Tujuan awal keberangkatanku bersama keluarga besar adalah untuk menghadiri nikahan salah seorang kerabat yang ada di daerah Boyolali. Daerah boyolali memang jika dilihat dari kotanya sudah lumayan maju dengan industri-industri rumahannya. Namun, jika kita lihat sebentar ke daerah boyolali yang sebelah barat yang berdekatan dengan gunung Merapi. Maka wajarlah ketika masih banyak sawah-sawah menghijau yang terhampar luas dan masyarakat pegunungan yang lumayan pintar dalam agamisnya. Sebut saja di desa karang kepuh, melalui acara pernikahan yang diadakan oleh kerabatku, diawali dengan MC yang memimpin upacara pernikahan dengan adat jawa yang kesoloan islami, lanjut dengan bahasa jawa melipisnya(tulen). Namun aku juga tahu sih maksudnya tentang apa, karena bahasa jawa solo dan kediri sama dan sedikit berbeda dalam hal-hal tertentu. Misalnya: “monggo ditanduki engkang tasek ngeleh” artinya adalah “silahkan tambah buat yang masih lapar”. Kata-kata ngeleh inilah yang jika orang kediri tidak tahu makna sebenarnya jadi salah mengartikan yaitu “maleh” maknanya “lagi”. Karena terkadang telinga orang jawa kediri sama solo tidak sama :D (ngeles). Setelah MC membacakan susunan acara yang ada, ternyata adatnya adalah sama. Tetap ada acara Mau’idhah khasanah dengan waktu yang lumayan lama. Sampai-sampai ada perempuan cantik disebelahku bilang: “Pas aku dulu jadi temanten gini gak lama-lama deh mau’idhah khasanahnya. Soalnya temanten itu kalo lama-lama cepat kelelahan.” Jawabku:” iya mbak, aku juga sudah capek, pengin segera makan siang lagi, hahaha.”(sambil ketawa lebar).  Kemudian setelah mau;idhah khasanah selesai, sama bapak kyai yang datang, temanten berdua di tausyiahi untuk membaca doa temanten.alhamdulillah, aku lupa dan yang hafal mbak cantik yang dideketku tadi lagi. :D. emang kalo sudah pengalaman seperti itu :p.  Terus lanjutt, aku mencoba mengulik ke masyarakat-masrakat yang ada disana. Dan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut:
1.      Pada sebuah sajian makanan untuk para tamu temanten, ada salah satu makanan yang menarik untuk dicicipi. Yaitu dia adalah kue cucur. Jika di kota kediri kue cucur terkenal dengan warna pinkinya, bertekstur kenyal dan berbentuk lebar seperti lepek. Berbeda dengan kota solo yang mempunyai kue cucur dengan tekstur sedikit kasar, berbentuk bulat tak segedhe dengan kue cucur asliy kediri.

2.      Makanan yang diberikan kepada tamu temanten terdiri 2 sesi, sesi pertama akan diberikan makanan pembuka yaitu sop kulit ayam yang dicampur dengan kacang kapri dan sejenis daun-daun sayuran sop lainnya. Dan setelah acara selesai yang ditutup dengan bacaan do’a, maka nanti kita akan diberikan kembali makanan inti. Makanan inti tersebut adalah tergantung dari selera pemilik rumah. Bisa berupa soto kwali (asli solo), capcay atau sesuatu yang lain yang mengenyangkan. Yang pasti ada nasinya :D.

3.      Teh. Teh asli solo dinamakan dengan teh semanggi yang terasa ketika diminum ada rasa pahit dan terkesan segar walaupun tanpa dikasih es. Jika di kediri ada namanya teh yang berbau harum atau wangi, di solo tehnya lebih ke pahit karena memang solo masyarakatnya lebih suka akan teh yang tidak terlalu manis. Selain itu, teh yang ada di solo juga tidak berbau harum. Ya seperti ketika minum air putih.

0 komentar: