Postingan kali ini berkaitan dengan essai naratif yang aku buat
untuk mengikuti salah satu event pada radio buku. Berjudul : “Penyemangatku
Buku Motivasi”.
Tigabelas tahun silam, ketika kemampuan membacaku mulai terasah
karna berbagai usaha yang aku lakukan serta dorongan dari ibuku sehingga aku
bisa lancar dalam membaca sampai sekarang. Awal cerita dimulai ketika aku
menginjak di jenjang Sekolah Dasar. Pada saat itu, kemampuan bacaku sedikit
tersendat, berbeda dengan kebanyakan teman sekelasku pada waktu itu yang dapat
membaca teks bacaan buku, terutama buku materi bahasa Indonesia.
Kembali ke cerita saat aku memulai membaca. Ketika itu, aku masih
ingat sekali tanda-tanda aku sudah bisa membaca, walaupun butuh pengejaan dulu
agar kalimat bisa terangkai dengan baik. Waktu itu adalah saat menonton film di
televisi yang bergenre laga internasional dengan bahasa inggris. Nah, pasti ada
kan terjemahan dari kalimat-kalimat yang keluar dari pembicaraan para pelakunya
dari film tersebut. Karna, memang aku sangat penasaran dengan maksud dari film
yang di tayangkan, maka aku sangat terpacu agar bisa membaca. Meskipun sedikit
malu saat membaca teks terjemahan film tersebut, karna ada beberapa anggota
keluargaku yang melihat film. Dengan tereja-eja aku melafalkan satu kata, walau
akhirnya belum tuntas aku baca sudah ganti ke teks lain :D.
Namun, di sini intinya kita sudah mencoba untuk mengawali membaca
dari sebuah hal yang kecil dan lama-kelamaan jika kita lakukan terus menerus
pasti akan bisa. Walhasil, memang jadi kenyataan aku bisa terampil membaca.
Dari sinilah, aku mempunyai hobi. Yang salah satunya adalah membaca buku.
Apapun genre buku pasti aku menyukainya, apalagi ketika di jenjang Sekolah Dasar
kegiatan yang sehari-hari aku lakukan adalah ke perpustakaan sekolah. Anehnya,
walaupun dalam perpustakaan waktu itu buku yang ada tergolong masih sedikit dan
tema-tema yang ada juga minim. Hal itu tidak menyurutkan untuk selalu pergi ke
sana. Entah hanya duduk-duduk saja ataupun merapikan buku sembari membaca buku
cerita pendek yang paling aku gemari.
Saat berada di jenjang sekolah dasar, mungkin belum ada beberapa
atau salah satu buku yang membuatku terpesona. Terpesona dalam artian bisa
menggugah semangat atau bahkan bisa mengendap lama dalam pikiranku. Kemudian,
masuklah aku ke jenjang sekolah menengah pertama. Kegiatan rutin yang aku
lakukan setiap hari masih tetap sama seperti waktu SD. Yaitu pulang pergi untuk
menyambangi perpustakaan sekolah saat ada jeda istirahat. Entah, apa yang ada
dalam pikirku saat itu. Kenapa gemar sekali untuk ke perpustakaan, padahal
teman-temanku saat jeda istirahat malah pergi untuk santap snack di kantin
terdekat. Haha, Cuma bisa tertawa saja ketika mengingat semua yang aku lakukan
saat di jenjang sekolah menengah pertama.
Buku-buku yang aku baca ketika di jenjang SMP adalah beberapa buku
pelajaran dan yang kuingat adalah tentang buku motivasi. Haha, buku motivasi?
Ya benar, buku motivasi. Mungkin ada beberapa kalian yang berpikir, anak ini
apa sih masih ABG kok sudah gemar sama buku yang bergenre motivasi? Yang keren
dan kece sedikit dong, seperti baca komik dan novel-novel picisan dong! Jawab:
menurutku kalo anak ABG, apalagi masih di jenjang SMP buku motivasi tergolong
buku yang kece dan tidak mainstream.
Zaman itu, ketika aku masih berumur ABGan banyak sekali konflik
yang biasanya terjadi dalam kehidupan saat itu. Karna memang saat ABG adalah
masa dimana perubahan sikap dan ingin menjadi orang dewasa mulai muncul. Maka,
seperti buku motivasilah yang dapat merangkul para anak ABG agar jiwa yang mulai
berubah bisa terakomodir dalam hal-hal yang positif. Buku waktu itu yang
mengilhamiku adalah berkaitan bagaimana cara belajar yang efektif untuk cepat
paham terhadap penjelasan guru di kelas. Buku tersebut masih ada sampai
sekarang dan masih aku simpan di rumah, tanpa aku kembalikan ke perpustakaan
sekolah lagi :D #JanganDiTiru. Dengan demikian, dari cerita ini yang membuat
aku semakin gemar untuk hunting buku motivasi ketika menjumpai perpustakaan
atau toko-toko buku sampai sekarang.
Masa-masa sekolah menengah atas, rutinitasku tetap sama. Yaitu ke
perpustakaan lagi, namun beda lagi genre yang aku suka saat berada di SMA. Yang
aku gemari adalah genre Novel. Novel yang masih ingin aku baca kelanjutannya
adalah Novel Cerita Dalam Keheningan karya dari pengarang Zarra Zettira. Lalu kembali lagi ke genre
motivasi lagi ketika aku berada di jenjang universitas. Sebab, saat-saat
menjadi mahasiswa adalah saat yang krusial untuk mendapatkan dorongan. Yah,
karena ada hal yang paling disebut dengan momok. Yaitu membuat skripsi :D.
jadi, genre kembali lagi karena adanya habits membutuhkan penyemangat agar
cepat menuntaskan sekolah. Buku yang paling aku gemari adalah buku dari bapak
Rhenald Khasali yang berjudul Self Driving. Yang menjadi tonggak pertama kali
mencetuskan untuk beli buku setiap bulan :D. demikian cerita tentang “Bukuku
Penyemangatku”. Semoga bisa menambah
pengetahuan dan Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar