Ahlan Wa Sahlan yaa Akhi yaa Ukhti:)

Jumat, 17 Juni 2016

"Aku dan Buku"


Postingan kali ini berkaitan dengan essai naratif yang aku buat untuk mengikuti salah satu event pada radio buku. Berjudul : “Penyemangatku Buku Motivasi”.
Tigabelas tahun silam, ketika kemampuan membacaku mulai terasah karna berbagai usaha yang aku lakukan serta dorongan dari ibuku sehingga aku bisa lancar dalam membaca sampai sekarang. Awal cerita dimulai ketika aku menginjak di jenjang Sekolah Dasar. Pada saat itu, kemampuan bacaku sedikit tersendat, berbeda dengan kebanyakan teman sekelasku pada waktu itu yang dapat membaca teks bacaan buku, terutama buku materi bahasa Indonesia.
Dengan kerja keras dan rajin belajar membaca setiap hari yang dipandu oleh ibuku, akhirnya aku bisa mengikuti teman-teman sekelasku yang sudah lancar membaca. Jika sekilas aku mengingat tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa, terkadang membuatku tertawa sendiri. Namun, dibalik itu semua perasaan rasa syukur dan bahagia pun menyeruak. Karna kemampuan membaca merupakan anugerah yang menurutku luar biasa yang telah diberikan oleh Allah. Coba lihatlah, disekeliling kita! Betapa banyaknya anak-anak kecil yang awalnya belum bisa membaca, apalagi mengenal huruf-huruf abjad oleh kedua orang tuanya dimasukkan ke kelas bimbingan belajar “les”. Langkah yang selalu diambil oleh orang tua adalah  seperti itu.  Hal ini menunjukkan, betapa pentingnya kemampuan membaca pada seorang manusia.
Kembali ke cerita saat aku memulai membaca. Ketika itu, aku masih ingat sekali tanda-tanda aku sudah bisa membaca, walaupun butuh pengejaan dulu agar kalimat bisa terangkai dengan baik. Waktu itu adalah saat menonton film di televisi yang bergenre laga internasional dengan bahasa inggris. Nah, pasti ada kan terjemahan dari kalimat-kalimat yang keluar dari pembicaraan para pelakunya dari film tersebut. Karna, memang aku sangat penasaran dengan maksud dari film yang di tayangkan, maka aku sangat terpacu agar bisa membaca. Meskipun sedikit malu saat membaca teks terjemahan film tersebut, karna ada beberapa anggota keluargaku yang melihat film. Dengan tereja-eja aku melafalkan satu kata, walau akhirnya belum tuntas aku baca sudah ganti ke teks lain :D.
Namun, di sini intinya kita sudah mencoba untuk mengawali membaca dari sebuah hal yang kecil dan lama-kelamaan jika kita lakukan terus menerus pasti akan bisa. Walhasil, memang jadi kenyataan aku bisa terampil membaca. Dari sinilah, aku mempunyai hobi. Yang salah satunya adalah membaca buku. Apapun genre buku pasti aku menyukainya, apalagi ketika di jenjang Sekolah Dasar kegiatan yang sehari-hari aku lakukan adalah ke perpustakaan sekolah. Anehnya, walaupun dalam perpustakaan waktu itu buku yang ada tergolong masih sedikit dan tema-tema yang ada juga minim. Hal itu tidak menyurutkan untuk selalu pergi ke sana. Entah hanya duduk-duduk saja ataupun merapikan buku sembari membaca buku cerita  pendek yang paling aku gemari.
Saat berada di jenjang sekolah dasar, mungkin belum ada beberapa atau salah satu buku yang membuatku terpesona. Terpesona dalam artian bisa menggugah semangat atau bahkan bisa mengendap lama dalam pikiranku. Kemudian, masuklah aku ke jenjang sekolah menengah pertama. Kegiatan rutin yang aku lakukan setiap hari masih tetap sama seperti waktu SD. Yaitu pulang pergi untuk menyambangi perpustakaan sekolah saat ada jeda istirahat. Entah, apa yang ada dalam pikirku saat itu. Kenapa gemar sekali untuk ke perpustakaan, padahal teman-temanku saat jeda istirahat malah pergi untuk santap snack di kantin terdekat. Haha, Cuma bisa tertawa saja ketika mengingat semua yang aku lakukan saat di jenjang sekolah menengah pertama.
Buku-buku yang aku baca ketika di jenjang SMP adalah beberapa buku pelajaran dan yang kuingat adalah tentang buku motivasi. Haha, buku motivasi? Ya benar, buku motivasi. Mungkin ada beberapa kalian yang berpikir, anak ini apa sih masih ABG kok sudah gemar sama buku yang bergenre motivasi? Yang keren dan kece sedikit dong, seperti baca komik dan novel-novel picisan dong! Jawab: menurutku kalo anak ABG, apalagi masih di jenjang SMP buku motivasi tergolong buku yang kece dan tidak mainstream.
Zaman itu, ketika aku masih berumur ABGan banyak sekali konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan saat itu. Karna memang saat ABG adalah masa dimana perubahan sikap dan ingin menjadi orang dewasa mulai muncul. Maka, seperti buku motivasilah yang dapat merangkul para anak ABG agar jiwa yang mulai berubah bisa terakomodir dalam hal-hal yang positif. Buku waktu itu yang mengilhamiku adalah berkaitan bagaimana cara belajar yang efektif untuk cepat paham terhadap penjelasan guru di kelas. Buku tersebut masih ada sampai sekarang dan masih aku simpan di rumah, tanpa aku kembalikan ke perpustakaan sekolah lagi :D #JanganDiTiru. Dengan demikian, dari cerita ini yang membuat aku semakin gemar untuk hunting buku motivasi ketika menjumpai perpustakaan atau toko-toko buku sampai sekarang.
Masa-masa sekolah menengah atas, rutinitasku tetap sama. Yaitu ke perpustakaan lagi, namun beda lagi genre yang aku suka saat berada di SMA. Yang aku gemari adalah genre Novel. Novel yang masih ingin aku baca kelanjutannya adalah Novel Cerita Dalam Keheningan karya dari pengarang  Zarra Zettira. Lalu kembali lagi ke genre motivasi lagi ketika aku berada di jenjang universitas. Sebab, saat-saat menjadi mahasiswa adalah saat yang krusial untuk mendapatkan dorongan. Yah, karena ada hal yang paling disebut dengan momok. Yaitu membuat skripsi :D. jadi, genre kembali lagi karena adanya habits membutuhkan penyemangat agar cepat menuntaskan sekolah. Buku yang paling aku gemari adalah buku dari bapak Rhenald Khasali yang berjudul Self Driving. Yang menjadi tonggak pertama kali mencetuskan untuk beli buku setiap bulan :D. demikian cerita tentang “Bukuku Penyemangatku”.  Semoga bisa menambah pengetahuan dan Sekian.

0 komentar: